Thursday, April 26, 2007

DIEN DAN Al-ISLAM
(Tinjauan secara etimologis dan terminologis)

A. Pendahuluan

Fenomena yang terjadi sekarang adalah banyaknya kekeliruan pemahaman terhadap dien al-Islam. Dien banyak didefinisikan dengan istilah “agama”. Istilah ini berasal dari bahasa sansekerta A” artinya tidak dan ”Gama” artinya kacau. Apabila digabung, secara bahasa agama memiliki arti tidak kacau. Jadi apapun yang dapat membuat sesuatu tidak kacau atau stabil -dengan melihat definisi diatas- maka dapat kita sebut sebagai agama. Dari istilah Agama ini kemudian muncul istilah Tuhan, dimana ”Tu” adalah kepala dan ”Han” adalah dewa, jadi Tuhan adalah kepala/tetua dewa (berbeda dengan Allah yang Esa). Terlebih lagi umat Islam sekarang hanya memahami Islam sebatas ritual-ritual belaka yang dapat mengakibatkan munculnya paham sekuler di negeri ini. Berdasarkan keadaan ini perlulah kiranya kita memahami lebih mendalam tentang makna dien dan Islam, baik secara etimologi maupun terminologi dengan tujuan supaya kemuliaan, ketinggian, dan kesempurnaan Islam dapat terlihat dan terpahami.

B. Pembahasan

Kata Islam sering dikaitkan dengan kata Dien di dalam Al-Quran. Kata Dien diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia (dalam terjemahan DEPAG) sebagai Agama. Sebagai contoh pada Qs. 3:19 ” Sesungguhnya agama (read.Dien) yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam.........” serta dalam Qs.3:85 ” Barang siapa mencari agama selain agama (read.Dien) Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. Jadi Dien Islam secara umum diterjemahkan sebagai Agama Islam. Akan tetapi, di dalam Al-Quran, kata Dien tidak selalu diterjemahkan Agama, sebagai contoh dalam Qs.1:4, Dien diterjemahkan sebagai hari pembalasan, pada Qs.12:76 Dien diterjemahkan undang-undang, dll. Bahkan jika ditinjau dari etimologi dan terminologi Arab (sebagai bahasa Al-Quran), Dien tidak selalu dimaknai sebagai agama atau ritualisme. Melihat hal tersebut, kita tidak bisa menerjemahkan Dien Islam hanya sebagai Agama Islam, apalagi mendefinisikannya. Kalau begitu apa definisi dari Dien Islam itu? Di sini kita akan mencoba mendefinisikan Dien Islam dari berbagai sisi di antaranya, etimologi Arab, terminologi Arab, terminologi Al-Quran beserta sifat-sifatnya dan tentunya Hadits.

I. Definisi Dien a. Menurut Etimologi Bahasa Arab
Dien secara etimologi bahasa Arab bermakna ketaatan, kepatuhan dan ketundukan.

b. Menurut Terminologi Bahasa Arab
Sedangkan secara terminologi bahasa Arab Dien bermakna:
1. Al jaza wal mukaffah yang artinya ketundukan total.2. Al-Kodha yang artinya aturan atau undang-undang3. Atadbir yang artinya hukum.
4. Al mulk wa sulthan yang artinya kerajaan, kekuasaan, dan pemerintahan
5. Al hisab yang artinya Haari Pembalasan.
c. Menurut terminologi Al-Quran
Secara terminologi Al-Quran, Dien bermakna:1. Undang-undang atau aturan (Dien dikaitkan dengan undang-undang)/القانون أو النظام “.....undang-undang (read.Dien) raja. .....” (Qs. 12:76)2. Hukum (dien dikaitkan dengan hukum)“...agama (Hukum) Allah,....”. (Qs.24:2)3. Militer (Dien dikaitkan dengan perintah perang)“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan”. (Qs. 8:39)4. Hari Pembalasan (Dien diartikan hari pembalasan/الجَزَاء)
“Yang menguasai hari pembalasan (read. Dien)”. (Qs. 1:4)
5. Cara/Metode Ilahiah (الطريقة الإلهية)“ Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam.........” (Qs. 3:19)
Dan Q.S. Ali Imran: 83, yang berbunyi:
“Maka apakah mereka mencari ‘agama’ yang lain dari ‘agama’ Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah saja mereka dikembalikan”
6. Millah atau sunnah.
Seperti millah Ibrahim dan tidak disandarkan kepada Allah (tidak dikatakan millatullah). Makna ini terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 135 dan surat Yusuf ayat 37.
7. Jalan/sistem
Terdapat dalam surat at-taubah ayat 33.

d. Menurut hadits
Sedangkan makna Dien menurut hadits dalam kitab tuhfah al-ahwadzi adalah Nasihat
"الدين النصيحة" أي عماد الدين وقوامه هو النصيحة
Artinya: “Dien merupakan nasihat”.
Hadits ini bermakna tiang dan fondasi dien adalah nasihat.
Dari etimologi dan terminologi bahasa Arab serta terminologi Al-Quran, dan Hadist kita bisa melihat ciri-ciri dari Dien yaitu Universal (umum, mencakup Dunia dan Akhirat), Komperhensif (lengkap/menyangkut semua dimensi kehidupan), dan Integral (menyeluruh). Dari sini kita dapat mendefinisikan bahwa Dien adalah sebuah sistem yang mengatur semua dimensi kehidupan, baik itu personal (ritualism) ataupun sosial (adanya undang-undang dan hukum). Jadi Dien bukan agama sebagaimana yang dipahami oleh mayarakat kita, tapi Dien adalah sebuah sistem kehidupan.

II. Definisi Islama. Menurut etimologi bahasa Arab
Makna Islam secara etimologi bahasa Arab adalah selamat, kemuliaan dan tanggal yang mulia.

b. Menurut terminologi Bahasa Arab
Makna Islam secara terminologi Bahasa Arab adalah ketundukan dan keselamatan.

c. Menurut etimologi Al-Quran
Islam adalah ketundukan total dan berserah diri.“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri (read.Aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”. (Qs.3:83)
d. Menurut terminologi Al-Quran
Makna Islam menurut terminologi Al-Quran adalah:1. Dienul Hak (Dien yang Benar)“....agama yang hak...”. (Qs.48:28)2. Dienul Hanif (Dien yang lurus)“....dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (Qs.98:5)3. Dien yang Sempurna“..... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,...”. (Qs. 5:3)4. Dinullah (Agama Allah)“....agama Allah..........” (Qs.3:83)

e. Menurut hadist
Islam menurut hadits adalah:1. syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji2. tidak marah3. kedamaian4. keadilan5. akhlak yang mulia
Dari etimologi terminologi bahasa Arab, etimologi Al-Quran, terminologi Al-Quran, dan terminologi hadist, maka terlihat bahwa Islam adalah sebuah ajaran yang datang dari Allah (dienullah) yang mana ajaran tersebut bersifat benar, lurus, komprehensif, integral, menyelamatkan, mulia dan sempurna.
Apabila Dien dan Islam digabung maka terbentuklah Dienul Islam. Dienul Islam dapat didefinisikan sebagai ajaran yang Allah turunkan kepada Muhammad -melalui malaikat Jibril- untuk dijadikan sebuah sistem kehidupan, supaya manusia yang berserah diri kepadanya selamat di dunia dan di akhirat. Secara singkatnya Dienul Islam adalah sebuah sistem kehidupan yang dilandasi oleh ajaran Islam. Karena sifatnya yang universal maka Dienul Islam cocok disemua tempat dan zaman. Karena sifatnya yang konferhensif maka Dienul Islam mencakup semua dimensi kehidupan dari mulai yang terkecil sampai yang terbesar, baik itu ideoligi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, pribadi, mayarakat, negara, dan dunia. Karena kesempurnaannya maka dinul Islam tidak perlu dicampur dengan yang lain. Karena kebenarannya maka segala sesuatu di luarnya adalah kebatilan. Karena keintegralannya maka untuk orang-orang yang beriman diwajibkan untuk memasuki sistem tersebut (Dienul Islam) secara keseluruhan/kaffah atau tidak sebagaian-sebagaian, dan apabila sengaja untuk mengambil sebagiannya saja, maka otomatis tidak ada Islam bagi dia. Hal inilah yang harus dipahami oleh umat Islam, bahwa Dien Islam yang Allah ridhai berbeda dengan Agama Islam yang sekarang dipahami.


C. PENUTUP
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka jelaslah bahwa tugas kita bersama untuk meluruskan pemahaman yang berkembang di masyarakat. Memang tidaklah mudah untuk mengubah suatu masyakarat yang sudah terkontaminasi oleh pemahaman-pemahaman sekuler, materialistis, dan hedonis. Tetapi dengan bersatu padu dan dalam ikatan yang kokohlah kita akan dapat membentengi diri dari berbagai pemahaman yang destruktif. Wallahu a’lam bi al-shawwab

Referensi :
-Al-Quran-Bukhari-muslim-Kamus Al munjid-ma’alim fi tarik-Mafhumul Hakimiyyah fi fikri
- www.Islam4u.com
- http://www.worldin.blogspot.com/
- www.islampedia.com/mie2/iman/akida1
-
Teori Kepribadian

Dalam Al-Quran terdapat penjelasan tentang kepribadian manusia dan ciri-ciri kepribadian yang bersifat umum, yang membedakan manusia dari makhluk Allah SWT. lainnya. Juga ditemukan beberapa pola, contoh umum kepribadian, gambaran tentang kepribadian yang lurus, tak lurus, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Para psikolog modern untuk memahami faktor-faktor kepribadian yang secara cermat dan tepat, kita harus mempelajari berbagai faktor yang menentukan kepribadian di antara nya faktor-faktor biologis, sosiologis dan kultural. (Utsman, 2005, 360). Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian pokok, yaitu (1) faktor hereditas, yakni faktor yang timbul dari bentukan individu itu sendiri (keturunan), (2) faktor lingkungan (milieu), yakni faktor yang timbul dari lingkungan eksternal, baik sosial maupun kultural. Di saat para psikolog modern mempelajari berbagai penentu kepribadian yang timbul dari sifat pembentukan individu itu sendiri, mereka membatasi perhatiannya hanya pada faktor-faktor fisis-biologis dengan melupakan atau mengabaikan aspek spiritual manusia dan pengaruhnya terhadap kepribadian. Keadaan ini sejalan dengan metodologi penelitian ilmiah mereka yang terbatas pada kajian tentang hal-hal yang dapat diobservasi dan diteliti dalam percobaan-percobaan ilmiah. Adapun yang menjadi alasan para psikolog yang menggunakan metode tematik eksperimental itu dengan tidak menggunakan aspek spiritual dalam kajian mereka adalah karena mereka tidak mengetahui bagaimana mengkaji aspek spritual dalam penelitian ilmiah tematik. Tetapi seharusnya keadaan tersebut tidak menjadi alasan bagi mereka untuk mengabaikan sama sekali aspek spiritual kepribadian dalam upaya memahami kepribadian manusia dan memahami sebab-sebab perilaku manusia, baik yang normal maupun yang menyimpang. Pengabaian aspek tersebut menyebabkan mereka tidak dapat menemukan metode terapi kejiwaan yang paling optimal untuk mengatasi gangguan kepribadian. Erich Fromm (dalam Utsman, 2005: 361) seorang Psikoanalisis, menyadari kekurangan psikologi modern dan kelemahannya dalam memahami manusia secara tepat lantaran mengabaikan aspek spiritual manusia. Utsman (2005: 362) berpendapat bahwa kita tidak dapat memahami kepribadian manusia secara jelas tanpa memahami hakikat semua faktor yang menentukan kepribadian, baik faktor biologis, spiritual, sosial maupun kultural. Pembatasan hanya pada faktor-faktor fisis-biologis dan faktor sosio-kultural, dengan mengabaikan pengaruh aspek spirtual pada manusia, hanya akan memberi gambaran yang tidak jelas dan tidak akurat mengenai kepribadian.Dalam diri manusia terdiri dari perpaduan dua unsur yang saling melengkapi dan harmonis dalam membentuk dirinya dan kepribadiannya. Kepribadian manusia dapat dipahami secara akurat dan terwujud dalam bentuknya yang hakiki manakala esensi manusia yang terdiri dari perpaduan dua unsur tesebut diperhatikan secara sempurna. Fenomena ini terlihat dalam kepribadian Rasulullah SAW. yang seimbang antara kekuatan spiritual yang mendalam dan vitalitas jasmaniah yang terpancar. Setiap teori memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan dari teori-teori kepribadian adalah usaha-usaha untuk merumuskan atau mengungkapkan aspek-aspek penting tingkah laku manusia dan keberhasilan usaha-usaha ini harus dinilai terutama dari seberapa efektif teori-teori itu berhasil merangsang penelitian telah dipaparkan di atas, sedangkan kelemahannya ialah Teori kepribadian tidak akan mampu memberi gambaran yang komplit dan lengkap mengenai kepribadian dengan seluruh ciri-cirinya yang khas dan unik, karena hanya dapat mengekspresikan dalam bentuk-bentuk skematis dan tipologis, dengan melihat adanya persamaan-persamaan pokok yang ada pada manusia. Sedangkan keunggulan teori psikologis adalah pribadi sebagai satu unitas yang kompleks itu dianalisa sebagai elemen-elemen yang saling bergantung. Jadi ada uraian dari faset-faset dan elemen-elemen psikis dan fisiologis, yang dipaparkan secara “sepotong demi sepotong”, gejala demi gejala. Uraian demikian disebut sebagai analisa segmentil atau analisa partikularis ( Kartini, 2005:3). Adapun kelemahan teori psikologis adalah hasil pengetahuannya bersifat umum dan lebih bersifat satu pengabstraksian tentang manusia, karena umumnya menganalisa manusia sebagai satu obyek pendidikan. Dengan demikian manusia itu diredusir sebagai satu obyek-penelitian ilmiah.

Friday, April 20, 2007

Arti Kehidupan
By: Gustini

Kehidupan adalah sebuah misteri
Mudah diucapkan
Sulit dimaknai

Di sana orang bisa
Bahagia atau membahagiakan
Sengsara atau menyengsarakan
Selamat atau menyelamatkan
Teraniaya atau menganiaya
Tertawa atau menertawakan

Kehidupan………
Banyak orang bisa memahami maknamu
Proleh kebahagiaan
Tak sedikit orang tak bisa memahamimu
Proleh kesengsaraan

Kehidupan……
Bisa begitu indah
Pabila perlakukan ia dengan indah
Bisa begitu pahit
Pabila perlakukan ia dengan kepahitan
Bisa begitu kejam
Pabila perlakukan ia dengan kejam
Bisa begitu ramah
Pabila perlakukan ia dengan ramah pula

Kehidupan ………………..
Apakah itu?
Apakah ia hanya sebuah kata yang terangkai huruf-huruf,
Sebuah simbolkah?
Atau……………….????

Engkau memberi arti dalam setiap langkah
Memberi pelajaran dalam setiap kekhilafan
Memberi harapan dalam segala keputusasaan
Memberi kesabaran dalam setiap ujian
Memberi kekuatan dalam segala ketidakberdayaan
Memberi ketawadhuan dalam setiap ketakaburan
Memberi cinta dalam segala kebencian

Hidup……………hidup ………oh………hidup..???????
الكلمات التي لا تصدر عن القلب لا تستطيع أن تمس القلب
Kata-kata yang tidak bersumber dari hati tidak bisa menyentuh hati


العلم هو أبو الحب والحكمة هي عين الحب

Ilmu adalah Bapaknya cinta dan hikmah adalah matanya cinta
Pergantian
By: Gustini

Detik berganti menit
Menit berganti jam
Jam berganti hari
Hari berganti bulan
Bulan berganti tahun
Tahun berganti abad
Itulah roda kehidupan

Tak bisa dipungkiri kehidupan kan senantiasa bergulir dan berputar
Sesuai kehendak-Nya

Kemenangan, kekalahan
Kesenangan, kesedihan
Kehancuran, kejayaan
Datang silih berganti
Tak tau pasti kapan datang, kapan pergi
Secepat itukah 100803
By Gustini
(justine_ridwan@yahoo.com)

Secepat itukah kau berucap
Secepat itukah kau berjanji
Secepat itu pula kau berdusta
Secepat itu pula kau berpaling

Duhai sahabat hati! Kemanakah kau pijakkan langkahmu
Kemanakah kau arahkan pandanganmu
Kemanakah kau tumpukan qalbumu
Ingatlah sang Haris di atas sana!
Menatapmu dengan senyuman
Mengawasimu dengan penuh kasih sayang
Agar kau tak kehilangan arah…..

Duhai sahabat …
Janganlah kau hilang kendali
Berjalan dengan langkah tak pasti
Menyusuri jalan yang berliku
Tuk sesuatu yang tak pasti

Hati-hatilah sahabat!!!Q!!!
Teruntuk Sahabat-Sahabatku



Rona wajahmu memancarkan kebahagiaan
Indah senyummu menyejukkan hati sekelilingmu
Kebaikan hatimu meluluhkan ketegangan
Mulianya akhlakmu Menghidupkan suasana
Amanahnya dirimu membangkitkan tsiqah saudaramu

Uniknya kepribadianmu mewarnai sekitarmu
Melankolisnya dirimu menebarkan empati tuk sesama
Indahnya parasmu mencerminkan mulianya akhlakmu

Namamu menegaskan keperibadianmu
Ikhlasnya sikapmu membawa ketenangan dalam hidupmu
Aura wajahmu Menampakkan betapa tegasnya dirimu

Nuranimu mencerminkan betapa lembutnya dirimu
Untaian kata lembutmu menyentuh kalbu saudaramu
Ramahnya sikapmu mencairkan suasana
Sayap
Bag: 1

By: JUSTINE'S


Telah lama kurindukan kehadiranmu
Sekian lama kuimpikan bayanganmu

Engkau terbang jauh, jauh sekali
Meninggalkan temanmu, entah kemana…….

Tanpamu aku pincang
Tuk terbang ke angkasa
Menatap keindahan langit yang membiru
Tanpamu aku resah
Disaat aku goyah

Teman kurindukan kepakanmu
Kuharapkan tausyiyahmu

ku tak pernah menuntut kegagahanmu, keelokan parasmu, kemegahanmu, keindahan zahirmu
hingga orang-orang tertegun padamu

Teman,
Yang kuharapkan hanyalah keteguhanmu, ketulusanmu, keikhlasanmu, semangat juangmu, karyamu yang tak lekang dimakan waktu, pengabdianmu pada-Nya, bimbinganmu dan arahanmu agar tak kehilangan arah.
PROFESIONALISME GURU


Dewasa ini seiring dengan perkembangan jaman, berkembang pula aspek-aspek kehidupan manusia, khususnya dalam dunia pendidikan. Fenomena yang ada dalam dunia pendidikan saat ini di antaranya adalah kurangnya kesejahteraan para guru, kurangnya mutu atau kualitas sumber daya manusia, dan sarana prasarana pendidikan serta perangkat-perangkat pendidikan lainnya. Guru merupakan salah satu faktor utama dalam pendidikan, dituntut untuk mengalami perubahan dan profesional dalam bidangnya. Guru dituntut inovatif dalam berbagai hal, terutama hal-hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
Dahulu sekolah dapat terselenggara jika ada murid, guru dan sarana serta prasarana yang menunjangnya. Guru merupakan satu-satunya sumber belajar, ia menjadi pusat bertanya segala permasalahan. Pada saat itu tugas guru hanya mentransfer pengetahuan kepada murid. Cara demikian dipandang cukup memadai, karena ilmu pengetahuan guru belum berkembang. Di Era globalisasi ini sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi seorang guru tidak mungkin menguasai seluruh khasanah ilmu pengetahuan walau dalam bidangnya sendiri yang ia tekuni. Dia tidak mungkin menjadi gudang ilmu dan satu-satunya sumber belajar bagi muridnya. Tugasnya bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga ia harus mampu membimbing, mengarahkan dan menunjukkan jalan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan dan memotivasi untuk berilmu. Dengan kata lain seorang guru harus mampu menumbuhkembangkan budaya membaca dan meneliti untuk menemukan sesuatu (scientific curiesty) pada diri muridnya. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tugas guru adalah "membelajarkan pelajar" atau dengan kata lain "mendewasakan manusia". Saat ini telah berkembang Kurikulum berbasis kompetensi di dalam dunia pendidikan. Di dalamnya guru tidak lagi menjadi pusat belajar, tetapi siswalah yang menjadi pusat belajar. Siswa dituntut untuk belajar mandiri, mencari informasi di luar sekolah, dan memiliki serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Dalam istilah bahasa Sunda guru kepanjangan dari digugu artinya seorang guru merupakan sosok yang selalu dipatuhi, ditaati oleh muridnya, dan ditiru artinya seorang guru adalah pribadi yang selalu dikuti dan dicontoh oleh muridnya. Berdasarkan pengertian tersebut sudah selayaknyalah seorang guru memiliki kepribadian yang unggul, berakhlak mulia, karismatik serta berwibawa sehingga patut untuk dijadikan contoh atau teladan yang baik bagi muridnya.
Untuk menjadi guru yang profesional tidaklah mudah, karena seorang guru harus memiliki bekal-bekal menjadi pendidik (murabbi) yang baik. Seorang guru bukan hanya sekedar memberikan materi saja (mu'allim), melainkan ia juga harus fatonah dalam membimbing, mengarahkan dan mendidik anak didiknya berakhlak karimah. Adapun bekal-bekal atau kiat-kiat menjadi pendidik yang baik, di antaranya:
1. Ia harus selalu meluruskan niat, semata-mata beribadah kepada Allah dalam mengemban amanahnya, karena profesi guru adalah profesi yang agung dan luhur.
2. Mempersiapkan materi yang akan disampaikan , fisik dan mental
3. Yakin bahwa dirinya akan sukses dalam membina anak didik
4. Meningkatkan kredibilitas dan kewibawaan dengan menambah pengetahuan, pengalaman, bersikap jujur, tidak komersil, sederhana, hati-hati dalam berpendapat, dan memanfaatkan keterampilan khusus yang dimilikinya.
5. Mampu menarik simpati anak didiknya
6. Mampu memahami anak didiknya
7. Mampu menumbuhkan solidaritas dan kebersamaan.
Seorang guru harus mampu memposisikan anak didiknya sebagai partner dalam kegiatan belajar mengajar, bukan sebagai bawahan karena hubungan antara guru dan anak didik merupakan hubungan mutualisme dan saling melengkapi, artinya seorang guru tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan dari anak didiknya, begitu pula sebaliknya.

Thursday, April 12, 2007

Persahabatan

By: Gustine

Persahabatan bukanlah perdebatan
Persahabatan bukanlah rekayasa
Persahabatan bukanlah mengharap, meminta
Persahabatan adalah memberi, memotivasi dan saling mengisi
Persahabatan bukanlah pamrih
Karena persahabatan adalah silih asah, asuh dan asih

Hidup ini indah dengan gelak tawa sahabat
Hidup ini penuh makna
Dengan petuah dan tausiyah sahabat
Hidup ini resah dengan kebencian dan pengkhianatan sahabat
Persahabatan sejati kan selalu abadi .................

الصديق الحقيقي هو الذي تجده عند الشدة والحزن والفقر
يمد يده إليك دون إجبار وجزاء, يساعدك بما له من الأشياء إن احتجت إليها
ويأمر بالمعروف وينهى عن المنكر

Puisi

Renungan


Kutempuh hari demi hari, yang tak pernah kutahu apa yang akan terjadi
Aku mencoba masuk ke permukaan, tapi selalu luput untuk merenungi hari-hariku yang panjang
Aku ingin larut dalam kedalaman-Mu, bukan hanya sekedar menyebut asma-Mu dalam kegelisahan yang menghimpit
Ada sesuatu yang sulit kupalingkan, rasanya aku sering tak sanggup diam lama berhadapan dengan-Mu
Engkau selalu tersisih dan aku memburu sesuatu yang menggoda perasaanku
Aku mereguk kehidupan, tapi tak menghayati inti kehadiran. Melahap kenikmatan, tapi tak mengkaji hakikat keberadaan.
Langkahku adalah perjalanan kehilangan arah….??
Aku harus terus bangkit, maju dan berjuang
Sampai kutemukan cahaya-Mu
Sisihkan kebahagiaan semu
Tuk raih kebahagiaan hakiki

Created by: Gustini (Justine)